Sunday, February 14, 2016

Pemeriksaan Abdomen



Pemeriksaan abdomen adalah suatu tindakan yang meliputi inspeksi,  palpasi, perkusi, dan auskultasi yang dilakukan untuk mengetahui bentuk dan fungsi serta kelainan organ yang ada di dalam rongga abdomen dan sekitarnya.

Tujuan
  1. Mengetahui bentuk dan gerak-gerakan perut.
  2. Mendengarkan suara peristaltik usus.
  3. Mengobservasi lokasi nyeri tekan, organ-organ dalam rongga perut,benjolan dalam perut, dan lain-lain.
Persiapan Alat
  1. Stetoskop.
  2. Penggaris kecil.
  3. Pensil gambar.
  4. Bantal kecil.
  5. Pita pengukur.
Persiapan Klien

Klien dan keluarga dijelaskan dan atur posisi klien senyaman mungkin tanpa menghambat proses pemeriksaan.

Pelaksanaan
Pemeriksaan dimulai dari inspeksi, auskultasi, perkusi, dan palpasi.
A. Abdomen
Inspeksi:
  1. Atur pencahayaan dengan baik.
  2. Posisikan klien dengan tepat, yaitu berbaring terlentang dengan tangan di kedua sisi dan sedikit menekuk. Bantal kecil diletakkan di bawah lutut  untuk menyokong dan melemaskan otot-otot abdomen.
  3. Buka abdomen mulai dari prosesus sifoideus sampai simfisis pubis.
  4. Amati bentuk perut secara umum, warna kulit, kontur permukaan perut, retraksi, penonjolan, ketidaksimetrisan, jaringan parut, striae, dan lain-lain.
  5. Perhatikan posisi, bentuk , warna, dan adanya inflamasi atau pengeluaran umbilikus.
  6. Obsevasi gerakan-gerakan kulit pada pada saat insprasi dan ekspirasi.
Auskultasi:
  1. Hangatkan bagian diafragma dan bell stetoskop.
  2. Letakkan sisi diafragma stetoskop tadi diatas kuadran kanan bawah pada area sekum. Berikan tekanan yang sangat ringan. Minta klien agar tidak bebicara. Diperlukan 5 menit secara terus menerus untuk mendengar sebelum pemeriksaan menentukan tidak adanya bisisng usus.
  3. Dengarkan bising usus dan perhatikan frekuensi serta karakternya.
  4. Jika bisisng usus tidak mudah terdengar, lanjutkan pemeriksan sistematis,  dengarkan setiap kuadran abdomen.
  5. Catat bisisng usus apakah terdengar normal, tidak ada, hiperaktif, atau hipoaktif.
  6. Letakkan bagian bell/sungkup stetoskop diatas aorta, arteri renalis, arteri illiaka, dan arteri femoral.
  7. Letakkan bagian bell stetoskop pada daerah  preumbilikal/sekekliling pusat untuk mendengarkan bising vena (jarang terdengar).
Perkuasi:
  1. Mulailah perkusi dari kuadran kiri bawah kemudian bergerak searah jarum jam (dari sudut pandang klien).
  2. Perhatikan reaksi klien dan catat jika terdapat keluhan.
  3. Lakukan perkusi pada area timpani dan redup.
B. Perkusi Untuk Menentukan Posisi Dan Ukuran Hati
  1. Berdiri di sisi kanan klien.
  2. Lakukan perkusi darri garis midklavikula kanan tepat di bawah umbilicus ke atas melewati area timpani sampai terdengar suara redup (merupakan batas bawah hepar). 
  3. Lakukan perkusi pada garis midklavikula kanan yang dimulai dari area resonan paru-paru ke bawah sampai ditemukan suara redup, beri tanda pada tempat mulai ditemukan suara redup (merupakan batas atas hepar).
  4. Ukur jarak antara dua tanda tadi dalam satuan sentimeter. Normalnya, panjang hepar pada garis midklavikula adalah 6-12 cm dengan batas bawah terletak pada atau sedikit di bawah tulang rusuk.
  5. Jika diduga ada pembesaran, ukuran penurunan hati dengan meminta klien menarik napas dalam dan menahan, lalu pemeriksa melanjutkan perkusi ke atas dari abdomen ke garis midklavikula kanan.
C. Palpasi lambung
Perkusi sangkar iga bawah anterior dan bagian epigastrik  kiri.
a. Palpasi ringan
1.         Palpasi ringan abdomen di atas setiap kuadran. Hindari area yang sebelumnya sebagi titik bermasalah.
2.         Perawat meletakkan tangan secara ringan di atas abdomen dengan jari-jari ekstensi dan berhimpitan.
3.         Perawat meletakkan tangan pada abdomen klien dengan jari-jari paralel terhadap abdomen.
4.         Jari-jari telapak tangan sedikit menekan perut sedalam 1 cm.
·      Palpasi untuk mendeteksi area nyeri, penegangan abnormal,  atau adanya massa.
·      Selama palpasi, observasi wajah klien untuk megetahui adanya ketidaknyamanan.
·      Jika ditemukan rasa nyeri, uji adanya nyeri lepas. Nyeri lepas bias diketahui denga cara menekan dalam kemudian lepas dengan cepat untuk mendeteksi apakah nyeri timbul setelah tangan dilepaskan.
·      Lakukan palpasi  di sekitar umbilukus dan cincin umbilikal.
b. Palpasi dalam
  1. Gunakan metode palpasi bimanual.
  2. Tekan dinding abdomen sedalam 4-5 cm.
  3. Catat adanya massa dan struktur organ di bawahnya. Jika terdapat massa, maka catat ukuran, lokasi, mobilitas, kontur, dan kekuatannya.
D. Palpasi Hepar
  1. Pemeriksa berdiri di samping kanan klien.
  2. Letakkan tangan kiri pemeriksaa pada dinding toraks kanan posterior klien kira-kira pada tulang rusuk ke-11  atau ke-12.
  3. Tekan tangan kiri tersebut ke atas sehingga sedikit mengangkat dingding dada.
  4. Letakkan tangan kanan di batas bawah tulang rusuk kanan.
  5. Saat klien ekshalasi, lakukan penekanan sedalam 4-5 cm ke arah  bawah pada batas bawah tulang rusuk.
  6. Jaga posisi tangan pemeriksa dan minta klien untuk inhalasi dalam.
  7. Ketika klien inhalasi, rasakan batas hepar bergerak menentang tangan pemeriksa yang secara normal terasa dengan kontur regular.  Jika hepar membesar, lakukan palasi di batas bawah tulang rusuk kanan.
  8. Catat pembesaran tersebut dan nyatakan dalam cm.
E. Palpasi limpa
  1. Pemeriksa berdiri di sisi kanan klien, pegang secara menyilang abdomen klien dengan tangan kiri pemeriksa serta letakkan tangan di bawah klien dan di atas sudut kostovertebral. Tekan ke atas dengan tangan kiri diikuti dengan dengan tangan kanan di bagian bawah secara bersamaan.
  2. Tempatkan telapak tangan kanan dengan jari-jari di atas abdomen, di bawah tepi kiri kostal.
  3. Tekan ujung jari ke arah limpa kemudian minta klien menarik napas dalam.
  4. Palpasi tepi limpa saat limpa bergerak ke bawak ka arah tangan pemeriksa.
F. Palpasi klien asites
  1. Untuk mengkaji gelombang cairan asites, minta klien atau perawat lain untuk membantu karena prosedur ini memerlukan tiga tangan.
  2. Tekankan ujung jari ke arah limpa kemudian minta klien menarik napas dalam.
  3. Letakkan tangan kanan pemeriksa pada setiap sisi abdomen dan ketuk tajam salah satu sisi dengan ujung jari.
  4. Rasakan impuls gelombang cairan dengan ujung jari lainnya.
G. Palpasi ginjal
  1. Ketika melakukan palpasi ginjal kanan, letakkan tangan kiri di bawah panggul, dan elevasikan ginjal kea rah anterior.
  2. Letakkan tangan kanan padda dinding perut anterior tepat di garis midklavikula pada tepi bawah batas kosta.
  3. Tekankan tangan kanan secara langsung ke atas sambil meminta klien menarik napas panjang. Pada orang dewasa normal, ginjal tidak teraba, tetapi pada orang yang sangat kurus, bagian bawah ginjal dapat dirasakan.
  4.  Jika ginjal teraba, rasakan kontur (bentuk), ukuran, dan adanya nyeri tekan.
  5. Lakukan palpasi ginjal kiri dengan posisi periksaan berada di sisi sebelah tubuh klien, dan letakkan tangan kiri di bawah panggul kemudian  lakukan tindakan seperti pada palpasi ginjal kanan.

No comments:

Post a Comment