Tuesday, January 26, 2016

Vulva Hygiene




Pengertian

Vulva higine adalah tindakan keperawatan untuk membersihkan vulva, dilakukan pada klien yang tidak mampu melakukannya secara mandiri.

Tujuan

  1.        Mencegah terjadinya infeksi pada vulva.
  2.        Menjaga kebersihan vulva.

    Persiapan alat dan bahan

  1.        Kapas sublimat atau disinfektan.
  2.        Pinset anatomi.
  3.        Bengkok.
  4.        Pispot.
  5.        Tempat cebok yang berisi larutan disinfektan sesuai dengan kebutuhan (larutan PK).
  6.        Pengalas.
  7.        Sarung tangan.
  8.        Masker bila perlu.

     Prosedur Kerja

  1.      Jelaskan prosedur tindakan kepada klien dengan komunikasi terapeutik.
  2.   Pintu atau jendela ditutup, jika perlu pasang tirai.
  3.   Pakaian klien bagian bawah digulung ke atas atau dibuka.
  4.   Cuci tangan
  5.  Atur posisi klien dengan posisi dorsal rekumben.
  6.  Pasang pengalas pada pispot, letakkan di bawah bokong klian.
  7.  Gunakan sarung tangan.
  8.  Lakukan tindakan vulva higine, dengan tangan kiri membuka vulva mamakai kapas sublimat dan tangan kanan menyiram vulva dengan larutan disinfektan.
  9. Ambil kapas sublimat dengan pinset, lalu bersihkan vulva dari arah atas ke bawah dan kapas kotor dibuangkebengkok. Lakukan hingga bersih.
  10. Setelah selesai, ambil pispot dan atur kembali posisi klien.
  11. Cuci tangan setelah melakukan prosedur.

      Perhatian

 1.      Hindari tindakan yang dapat menyebabkan klien merasa malu dan lelah, tetap jaga kesopanan.
       2.   Perhatikan apakah ada kelainan pada vulva dan area di sekitarnya
       3.   Peralatan dibersihkan dan diletakkan pada tempatnya semula.

Monday, January 25, 2016

Pengukuran Tekanan Darah




Pengertian

Tekanan darah adalah desakan darah terhadap dinding pembuluh darah arteri, sebagai akibat pemompaan dan 
aliran darah kedalam pembuluh darah. Nilai tekanan darah merupakan indicator untuk menilai system kardiovaskular, bersamaan dengan fungsi pemeriksaan nadi. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan sfigmomanometer, yaitu merupakan hasil dari curah jantung dan tahanan pembuluh darah perifer.

Tujuan


  1.  Mengetahui keadaan hemodinamik klien dan keadaan kesehatan umum secra menyeluruh.
  2. Mengetahui nilai tekanan darah.
  3. Menilai kemampuan fungsi pernapasan.
  4. Mengetahui perkembangan penyakit.
  5. Membantu menegekkan diagnosis.

Persiapan Alat


  1.  Sfigmomanometer air raksa atau aneroid dengan balon udara dan manset.
  2. Kapas alcohol dan tempatnya.
  3. Nierbeken (bengkok).
  4.  Stetoskop.
  5.  Buku catatan.
     Pelakasanaan
  1.        Dilakukan pada setiap klien baru.
  2.        Peraturan rutin di rumah sakit dilakukan 3x sehari, yaitu pada pukul 06.00, 12.00, 18.00.
  3.        Sewaktu-waktu bila klien dalam keadaan demam sesudah  menggigil, atau atas kolaborasi  dengan dokter.
  4.        Bila tidak dapat dilakukan pada bagian tubuh lainnya.

    Persiapan Klien

  1.       Klien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan.
  2.       Posisi klien diatur sesuai dengan kebutuhan.

     Prosedur Kerja:

     1. Cara Auskultasi

  1.       Tempatkan alat-alat ke dekat klien.
  2.       Cuci tangan dan atur klien pada posisi duduk atau berbaring dengan nyaman.
  3.       Pastikan manset yang akan digunakan sudah kosong dari udara.
  4.      Periksa kembali manometer anerois atau manometer air raksa apakah dapat digunakan dengan baik.
  5.       Cuci stetoskop dengan menggunakan kapas yang telah diberi cairan disinfektan (alcohol).
  6.       Letakkan lengan yang hendak diukur pada posisi telentang.
  7.       Lengan baju diangkat setinggi bahu.
  8.       Palpasi arteri brakialis, lalu tempatkan  manset pada lengan kanan/kiri (jangan terlalu renggang dan jangan terlalu kuat) kurang lebih 2,5-3 cm di atas sisi denyut nadi arteri brakialis.
  9.       Tempatkan stetoskop pada daerah tersebut (arteri brakialis).
  10.       Pastikan bahwa kedua selang yang terhubung dengan mansetberada di antara nadi brakialis.
  11.     Sekrup balon karet ditutup, dan pengunci air raksa dibuka. Selanjutnya, pompa balon udara manset sampai denyut arteri tidak teraba.
  12.      Letakkan diafragma tepat di atas nadi brakialis, di antara selang manset.
  13.    Pompa terus dengan cara menekan balon berulang-ulang, sehingga terlihat air raksa di dalam pipa gelas naik sampai skala manometer setinggi 20 mmHglebuh tinggi dari titik radialis saat tidak teraba.
  14.      Sekrup balon dibuka perahan-lahan, sehingga air raksa turuperlahan-lahan (rata-rata 2-3 mmHg per detik). Sambl memperhatikan turunnya air raksa, perhatikan bahwa bunyi denyutan pertama disebut dengan tekanan sistol (misalnya 120 mmHg)
  15.     Dengarkan terus sampai denyutan terakhir. Skala pengukuran air raksa yang terakhir disebut sebagai tekanan diatol (misalnya 60 mmHg).
  16.      Catat hasil dengan cara sistol di atasdan diastol di bawah, misalnya 120/60 mmHg.
  17.      Jika prosedur akan diulang, sebaiknya tunggu 1-2 menit sebelum pengukuran ulang dilakukan.
  18.     Buka manset dari lengan klien, kemudian gulung rapid an masukkan ke dalam tempatnya lalu disinfeksikan bagian telinga (ear piece) stetoskop dan bagian diafragma stetoskop dengan kapas alcohol.
  19.      Rapikan kie dalam posisi awal dengan memperhatikan keyamanan klien.
  20.      Catat hasil.
  21.      Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

     2. Cara Palpasi

  1.         Cuci tangan dan atur klien pada posisi duduk atau berbaring dengan nyaman.
  2.         Letakkan lengan yang hendak diukur pada posisi telentang dan lengan baju dibuka.
  3.         Pastikan manset yang akan digunakansudaj kosong dari udara.
  4.         Pasang manset pada lengan kanan atau kiri, jangan telalu renggang dan jangan terlalu  kuat.
  5.        Tentukan denyut nadi arteri brakialis atau radialis.
  6.      Sekrup balon karet ditutup dan pengunci air raksa dibuka. Selanjutnya, pompa balon udara  manset sampai denyut arteri tidak teraba.
  7.          Pompa terus sampai skala sfigmomanometer setinggi 20 mmHg lebih tinggi dari titik radialis  saat tidak teraba.
  8.       Sekrup balon dibuka perlahan-lahan, sehingga air raksa turun perrlahan-lahan sambil meraba denyut nadi. Denyutan nadi yang pertama disebut sistol.
  9.        Jika prosedur akan diulang, sebaiknya tunggu 1-2 menit sebelum pengukuran ulang dilakukan.
  10.       Buka manset dari lengan klien, kemudian gulung rapid an masukkan ke dalam tempatnya lalu  disinfeksikan bagian telinga (ear piece) stetoskop dan bagian diafragma stetoskop dengan  kapas alcohol.
  11.        Rapikan ke dalam posisi awal dengan memperhatikan keyamanan klien.
  12.        Catat hasil.
  13.         Cuci tangan setelah prosedur dilakukan. 


     Perhatian


  1.       Memasang manset harus tepat di atas permukaan dinding arteri brakialis.
  2.        Menempelkan stetoskop jangan terlalu keras dan penggunaanya harus benar-benar tepat.
    3.      Pada saat pengukuran, klien tidak boleh dalam kondisi berolahraga, emosi, dan bekerja.
    4.      Hasilnya harus diketahui secara cepat dan tepat.
    5.      Tekanan sistol harus dicatat lebih dahulu baru dicatat diastolnya.
    6.      Pada saat pengukuran, pipa karet tidak boleh dalam posisi bersilang.
    7.      Bila memakai kunci reservoir, jangan lupa mambukanya agar air raksa dapat naik. Jika sudah selesai, kunci kembali air raksa bila sudah turun kembali ke reservoir.
    8.      Pada saat menentukan tekanan sistol dan tekanan diastole, kunci reservoir harus dibuka secara perlahan-lahan agar didapatkan data yang akurat dan pendokumentasian.
    9.      Apabila hasilnya kurang maksimal, tunggu 1-2 menit sebelum pengukuran ulang dilakukan.
    10.  Sebaiknya tempatkan manset pada lengan kiri.
    11.  Sebaiknya pasang manset pada lengan yang tidak terdpat luka atau tempat pemasangan infus.
    12.  Gunakan manset tertentu pada anak-anak.

Sunday, January 24, 2016

Pemeriksaan Pernapasan


Pengertian

Pernapasan adalah suatu kondisi mengembang dan mengempisnya paru-paru secara teratur akibat peristiwa masuknya udara yang berisi zat asam (O2) ke dalam paru-paru dan keluarnya udara berisi CO2, serta air dari sisa-sisa oksidasi paru-paru. Nilai pernapasan merupakansalah satu indicator untuk mengetahui fungsi sitem pernapasan, yang terdiri dari mempertahankan pertukaran oksigen dan karbondioksida dalam peru-paru, pengeturan keseimbangan asam basa, serta melihat jumlah pernapasan (inspirasi yang diikuti ekspirasi).

Tujuan

  1. Mengetahui frekuensi, irama, dan kedalaman pernapasan dalam 1 menit.
  2. Menilai kemampuan fungsi pernapasan.
  3. Mengetahui keadaan umum klien.
  4. Mengetahui perkembangan penyakit.
  5. Membantu menegakkan diagnosis.

     Pelaksanaan

  1.        Dilakukan pada setiap klien baru.
  2.        Peraturan rutin di rumah sakit dilakukan 3x sehari, yaitu pada pukul 06.00, 12.00, 18.00.
  3.     Sewaktu-waktu bila klien dalam keadaan demam sesudah menggigil, atau atas kolaborasi dengan dokter.
  4.       Bila tidak dapat dilakukan pada bagian tubuh lainnya.

      Persiapan Alat

  1.       Arloji yang menggunakan jarum detik.
  2.       Buku catatan.
  3.       Alat tulis.

     Posedur Kerja

  1.       Tempatkan alat di samping klien atau pegang alat tersebut
  2.       Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan kepada klien.
  3.       Pemeriksaan pernapasan dilakukan dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan suhu tubuh dan denyut nadi.
  4.       Cuci tangan dan atur posisi klien.
  5.       Letakkan lengan klien pada posisi rileks di samping tubuh klien.
  6.       Hitung frekuensi dan irama pernapasan dalam satu menit, catat hasilnya.
  7.       Hitung pernapasan dengan melihat turun naiknya dada atau perut sambil memegang pergelangan tangan dan melihat jarum jam.
  8.       Pengembangan dan pengempisan paru dihitung satu kali pernapasan.
  9.       Jika irama teratur, hitung pernapasan dalam 30 detik dan dikalikan dengan dua; jika pernapasannya tidak teratur, hitung pernapasannya dalam satu menit penuh.
  10.       Bila ada kelainan, segera lapor pada perawat bpenanggung jawab atau dokter yang bersangkutan.
  11.       Catat hasil.
  12.       Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
      Tips:Saat sedang menghitung pernapasan, usahakan ps tidak mengetahui karena bisa saja ps mempercepat atau memperlambat pernapasannya.





Pemeriksaan Denyut Nadi

Pengertian

Denyut nadi adalah suatu keadaan mengembang dan mengempisnya pembuluh darah arteri secara teratur, akibat desakan darah ke dalam pembuluh darah arteri, sebagai hasil kontraksi ventrikel kiri. Denyut nadi merupakan indicator untuk  menilai system kardiovaskular. Denyut nadi dapat diperiksa dengan mudah menggunakan jari tangan (palpasi) atau dengan menggunakan alat elektronik sederhana maupun canggih. Pemeriksaan nadi dapat dilakukan pada daerah arteri radialis, brakialis, karotis, femoralis, dorsalis pedis, temporalis, tibialis posterior, popliteal, ulnaris dan frontalis pada anak-anak.

Tujuan

  1. Mengetahui denyut nadi (irama, frekuensi, dan kekuatannya).
  2. Menilai kemampuan fungsi kardiovaskular.
  3. Mengetahiu kondisi perkembangan penyakit.
  4. Membantu  menentukan keadaan umum klien.
  5. Membantu menegakkan diagnosis.

       Pelaksanaan

  1.      Dilakukan pada setiap klien baru.
  2.      Peraturan rutin di rumah sakit dilakukan 3x sehari, yaitu pada pukul 06.00, 12.00, 18.00.
  3.      Sewaktu-waktu bila kecepatan nadi klien tidak teratur, atau atas kolaborsi dengan dokter.
  4.      Bila tidak dapat dilakukan pada bagian tubuh lainnya.

Persiapan alat:

  1. Arloji yang menggunakan jarum detik.
  2. Buku catatan nadi.
  3. Alat tulis.

     Prosedur Kerja

  1.       Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien.
  2.       Membawa alat-alat ke dekat klien.
  3.       Cuci tangan.
  4.        Atur posisi klien.
  5.       Letakkan kedua lengan di sisi tubuh.
  6.       Tentukan letak arteri (denyut nadi yang akan dihitung).
  7.      Periksa denyut nadi (arteri) dengan menggunakan ujung telunjuk, jari tengah, dan jari manis. Tentukan frekuensi per menit dan kekuatan irama serta kekuatan denyutan.
  8.      Tangan yang lain memegang arloji atau jam. Hitung dalam 60 detik, atau dalam 30 detik, lalu kalikan total perhitungan dengan 2.
  9.       Catat hasil.
  10.      Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.