Wednesday, February 10, 2016

Transfusi Darah


Tansfusi darah adalah memasukkan darah melalui vena dengan mengguanakan set transfusi.  Tindakan ini diberikan pada klien yang membutuhkan darah atau produk darah yang lain.

Tujuan
1.      Meningkatkan volume darah sirkulasi (setelah pembedahan, trauma, atau hemoragi).
2.      Meningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk mempertahankan kadar hemoglobin pada klien enemia berat.
3.      Anemia pada perdarahan akut setelah didahului penggantian volume dengan cairan.
4.      Anemia kronis jika Hb tidak dapat ditingkatkan dengan cara lain.
5.      Gangguan pembekuan darah karena defisiensi komponen darah.
6.      Plasma loss atau hipoalbuminemia jika tidak dapat lagi diberikan plasma sibstitusi atau larutan albumin.
7.      Tranfusi pada penderita anemia berat dapat diberikan jika:
a.       Terdapat oxygen need.
b.      Rasa sesak, mata berkunang.
c.       berdebar (palpitasi), pusing, gelisah, kadar HB kurang dari 6 gr/dl.
d.      Perdarahan, jika lebih dari 20-30% total blood volume (TBV)  disebut syok hipovolemik, maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah menstabilkan dengan cairan elektrolit.
e.       Pada bayi, dilakukan transfusi jika perdarahan lebih dari 10% TBV.
f.    Bedah mayor dengan perdarahan lebih dari 1.500 ml.


Persiapan Klien dan Alat

1.      Klien diberi penjelasan terhadap prosedur tindakan yang dilakukan.
2.      Standar infus.
3.      Set transfusi.
4.      Cairan NaCl 0.9%.
5.      Produk darah yang disesuaikan dengan program pengobatan.
6.      Pengalas.
7.      Tornikuet.
8.      Kapas alkohol.
9.      Plester.
10.  Gunting.
11.  Kasa steril.
12.  Betadin.
13.  Sarung tangan steril.
14.  Bengkok.
15. Blood bag/blood collection bag (kantong darah).

Prosedur Kerja

1.      Informasikan tindakan yang akan dilakukan pada klien.
2.      Lakukan cuci tangan sesuai dengan prosedur sebelum melakukan tindakan.
3.      Gantungkan larutan NaCl 0,9% pada standar infus.
4.      Lakukan pemberian infus NaCl 0,9% terlebih dahulu sebelum pemberian transfusi darah.
5.      Lakukan transfusi darah dengan memeriksa identifikasi kebenaran produk darah, sesuai dengan identifikasi klien, kedaluwarsa, dan adanya bekuan.
6.      Cara melakukan transfusi dengan mengguanakan selang tunggal:
a.         Tusukkan kantong darah.
b.         Tekan bilik drip dan biarkan filter berisi darah.
c.         Buka klem pengatur dan biarkan selang infus berisi darah.
7.      Hubungkan selang transfusi kateter IV.
8.      Setelah darah masuk, pantau tanda-tanda vital setiap 5 menit selama 5 menit pertama, dan tiap 15 menit selama 1 jam berikutnya.
9.      Setelah darah diinfuskan, bersihkan selang NaCl 0,9%.
10.  Catat tipe, jumlah, dan komponen darah yang diberikan.
11.  Rapikan alat-alat.
12.  Cuci tangan.

Perhatian

1.      Transfusi tidak boleh diberikan tanpa indikasi kuat dan harus sesuai kebutuhan.
2.      Transfusi yang diberikan hanya berupa komponan darah pengganti yang hilang atau kurang saja.
3.      Transfusi darah hanya bisa diberikan jika manfaat yang didapatkan melebihi resikonya.
4.      Penyimpanan darah dilakukan dengan cara berikut:
a.         Disimpan pada suhu 1-60C.
b.         Tidak boleh beku karena akan menyebabkan hemolisis dan dapat menyebabkan reaksi transfusi hebat.
c.         Selama penyimpanan, darah akan mengalami storage lession yang berupa:
·           Perubahan biokimiawi dan struktural.
·           Perubahan glikolisis yang akan menyebabkan reaksi berantai, diawali dengan peningkatan asam laktat, penurunan PH, penurunan ATP, penurunan 2,3 DPG; peningkatan afinitas Hb terhadap oksigen, dan pada akhirnya terjadi penurunan oksigenai jaringan.
5.      Periksa sifat dan jenis darah plasma warna hitam/keruh yang menandakan terjadinya hemolisis.
6.      Memasang jarum infus besar #16-18 atau jarum #23-25 akan menyebabkan hemolisis.
7.      Transfusi set baku terhadap saringan dengan pori-pori 170 mikron akan menghalangi bekuan fibrin dan partikel debris.
8.      Satu transfusi set digunakan untuk 2-4 unit darah
9.      Tranfusi dilakukan pada area terbaik, yaitu pembuluh vena pada bagian dorsal tangan.
10.  Pada keadaan darurat dapat dilakukan venaseksi.  Venaseksi dapat menjamin kelancaran transfusi.
11.  Berikan NaCl 0,9% sebanyak 50-100 ml sebelum transfusi, jangan berikan larutan lain karena akan merugikan, seperti cairan RL yang dapar menyebabkan koagulasi karena mengandung kalsium.
12.  Obat tidak boleh dimasukkan kedalam darah yang ditransfusikan karena pH berbeda, sehingga dapat menyebabkan hemolisis.
13.  Jika transfusi dilakukan dalam jumlah besar, maka darah harus hangat.  Jika suhu darah rendah dapat menyebabkan aritmia ventrikel dan kematian.  Hangatkan darah dengan air pada suhu 37-38 oC, jika lebih dari 40 oC eritrosit akan rusak.
14.  Pemberian transfusi pada 100 ml pertama dilakukan secara perlahan dan hati-hati, lalu perhatikan adanya reaksi transfusi di awal pemberian.
a.         Transfusi set untuk 1 ml=15 tetes.
b.         Laju transfusi disesuaikan dengan status kardiopulmoner.
c.         Laju tercepat adalah 60 ml/menit.
15.  Jika terdapat gagal jantung, maka transfusi tidak boleh diberikan lebih dari 2 ml/kgBB/jam.

No comments:

Post a Comment